Hakekat
Tujuan Pendidikan Islam
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu
yang sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan
pendidikan, perbuatan menjadi tanpa arah, bahkan salah langkah dan tidak sesuai
dengan harapan. Demikian juga dengan pendidikan Islam yang berusaha untuk
membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang dengan suatu tujuan
pendidikan yang jelas dan direncanakan.
Namun, tidak semua tujuan yang telah
direncanakan tersebut berjalan mulus tanpa sandungan sedikitpun. Permasalahan
seringkali muncul yang berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu ketika
output pendidikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Berdasarkan
masalah tersebut di atas, telah ditemukan kasus-kasus seperti korupsi,
pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya yang
dilakukan oleh seorang yang telah mengenyam sebuah pendidikan Islam. Kejadian
ini dapat diidentifikasi sebagai kurangnya pemahaman tentang hakekat
tujuan pendidikan Islam dalam pribadi orang tersebut.
Dari contoh
kejadian kasus di atas, dapat diambil suatu pertanyaan, “Bagaimanakah
sebetulnya hakekat tujuan pendidikan Islam itu?” Realitas ini sangat penting
untuk dibahas dalam makalah ini.
Untuk itu pembahasan makalah ini
diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan
keterangan-keterangan, telah ditemukan pernyataan para ulama maupun pakar dalam
menjelaskan hakekat tujuan Pendidikan Islam dan hal-hal yang terkait dengannya.
Selanjutnya,
berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah
ini kami beri judul “Hakekat Tujuan Pendidikan Islam”.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam
makalah ini adalah :
1.
Apa pengertian
tujuan pendidikan Islam secara terminologis, epistemologis dan ontologis ?
2. Apa saja asas,
peranan dan fungsi tujuan Pendidikan Islam ?
3. Apa saja
karakteristik Pendidikan Islam ?
4. Apa saja
macam-macam tujuan Pendidikan Islam ?
5. Apa saja
contoh permasalahan yang terkait dengan tujuan pendidikan Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat menjelaskan/
mendeskripsikan :
1.
Pengertian
tujuan pendidikan Islam secara terminologis, epistemologis dan ontologis
2.
Asas, peranan
dan fungsi tujuan Pendidikan Islam
3.
Karakteristik
Pendidikan Islam
4.
Macam-macam tujuan Pendidikan Islam
5.
Contoh
permasalahan yang terkait dengan tujuan pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian secara Terminologis, Epistemologis, dan Ontologis
Secara Terminologis, Tujuan adalah
arah, haluan, jurusan, maksud. Atau tujuan adalah sasaran yang akan
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan.
Atau menurut Zakiah Darajat, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai
setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.[1] Karena itu tujuan
pendidikan Islam adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.[2]
Secara Epistemologis, Merumuskan
tujuan pendidikan merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu
sendiri yang paling tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam,
dan ilmu serta dengan pertimbangan prinsip-prinsip dasarnya. Hujair AH. Sanaky
menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam.
Menurutnya, sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal,
yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan
pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh
berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya.[3]
Secara Ontologis : Dalam Islam,
hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedangkan menurut tujuan umum
pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut
Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada
Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT,
Artinya : ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56). Tujuan
akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan kamil. Menurut Muhaimin bahwa
insan kamil adalah manusia yang mempunyai wajah Qur’ani, tercapainya insan yang
memiliki dimensi religious, budaya dan ilmiah. Mencari hakekat pendidikan
adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai bagian pendidikan. Melihat
pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya pendidikan itu sendiri
adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan
secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia, berperilaku selayaknya perilaku
normal manusia, atau bertindak dalam logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan
secara leksikal bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa
kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia
menjadi riil manusia yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara
penuh sebagai manusia. Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakan oleh para
ahli muslim, tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu
bahwa pendidikan itu juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Tugas pokok dan
fungsi tersebut adalah sebagai mandataris Tuhan (Khalifatullah Fi Al-Ardhi).
Imam Al-Gazali (w.1111 M) sebagaimana disimpulkan oleh Fathiyah Hasan
Sulaiman, pada dasarnya mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan Islam:
1. Untuk mencapai
kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan; dan
2. Sekaligus untuk
mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani hidup dan penghidupannya
guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Mengutip Sayyid Quth, bahwa
sesungguhnya tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang yang baik (Al-Insan
Al-Shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti diakui semua
orang dan semua aliran tanpa mempersoalkan di manapun negerinya dan apapun
agamanya. Ghozali
melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi
petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk
individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini
pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.
Menurut Al Syaibani, tujuan
pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan
individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat,
tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki
untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan
masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam
masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan
dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi,
dan sebagai kegiatan masyarakat.[4]
Jadi kesimpulannya, pada
hakekatnya tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Membentuk manusia
beraqidah (Tarbiyah 'Aqidiyah)
2. Membentuk manusia beraklak
mulia (Tarbiyah Khuluqiyah)
3. Membentuk manusia
berfikir (Tarbiyah Fikriyah)
4. Membentuk manusia sehat
dan kuat (Tarbiyah Jismiyah)
B.
Asas, peranan dan Fungsi
1.
Asas. Oleh karena pendidikan Islam bersumberkan kepada Al-Quran
dan hadis, maka asas pokok pendidikan Islam
berasaskan kepada akidah, ibadat dan akhlak.
a. Asas Akidah. Pendidikan
Islam dibina berasaskan akidah Islam, yaitu akidah yang menumbuhkan keyakinan
kepada wujudnya Allah, menjelaskan dan menyatakan kepada muslimin tentang Rukun
Iman yang menjadi asas kepada akidah yang benar. Firman Allah yang
artinya :
"Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat
dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (karena) kamu menyuruh berbuat segala
perkara yang baik dan mencegah dari melakukan kemungkaran serta kamu pula
beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran : 110)
b. Asas Ibadat. Beribadah
kepada Allah merupakan tujuan utama dalam hidup ini. Menyembah Allah berarti
memusatkan penyembahan kepada Allah semata-mata dengan menjalani dan mengatur
segala aspek kehidupan, lahir dan batin, jasmani dan rohani, baik dalam
kehidupan individu sebagai hamba-Nya maupun dalam hubungan sesama manusia
sebagai anggota masyarakat. Jadi untuk menghasilkan tujuan hidup ini, satu
daripada asas yang ditekankan dalam pendidikan Islam ialah asas ibadat, baik
berupa ibadat khusus ataupun ibadat umum. Firman Allah yang artinya : "Dan
tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Ku."
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
c. Asas Akhlak. Mohd. Jawad
Ridha (1972) menyatakan, akhlak ialah sifat terpuji yang sepatutnya di
miliki oleh setiap orang. Sebuah masyarakat tidak akan maju sekiranya ia tidak
memiliki akhlak yang terpuji, karena akhlak yang terpuji bermaksud mendidik
manusia ke arah mencapai kemajuan dalam kehidupan. Dalam konteks ini,
Al-Abrasyi (1969) menyatakan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan
Islam. Puncak
akhlak yang mulia merupakan sasaran murni dari segala pendidikan. Firman Allah
yang artinya :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasullullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang-orang yang
mengharapkan (rahmat) Allah dan keselamatan di hari kiamat dan banyak menyebut
Allah".
(QS. Al- Azhab: 21)
Sabda Rasulullah s.a.w yang artinya :
"Sesungguhnya
diutuskan aku untuk menyempurnakan akhlak." [6]
Dalam
literarur lain, menurut Darajat bahwa pendidikan Islam berlandaskan pada tiga
hal berikut: Al-Qur’an, Al-Sunnah dan Ijtihad. Al-Nahlawi sependapat bahwa
Al-Qur’an, dan al-Sunnah sebagai asas pokok pendidikan Islam. Karena nyata
sekali bahwa di masa rasul dan sahabat, pendidikan sangat tergantung dengan
ajaran Al-Qur’an. Terlebih ketika ‘Aisyah menegaskan, sesungguhnya akhlak rasul
itu adalah Al-Qur’an. Hal ini seperti penjelasan ayat berikut:
Artinya: ”Dan tiadalah yang
diucapkan itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS.53: 3-4)
Demikian pula, al-Sunnah juga sebagai asas pendidikan
Islam, karena ia menjelaskan Al-Qur’an. Penjelasan ini diantaranya terdapat
pada ayat berikut:
Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu
Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (QS. 16: 44).
Yaljan dalam nukilan Djumransyah menyatakan bahwa asas
pendidikan Islam terdiri dari Al-Qur’an, dan sunnah yang diperluas dengan ijma’, qiyas, masalih al-Mursalah,
shadh al-Dhari’ah, ‘urf dan istihsan. [7]
Menurut
Sa’id Ismail Ali, asas/ dasar pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yaitu
Al-Qur’an, Sunnah, Qaul Al-Shahabat, Masalih Al-Mursalah, Urf dan
pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim.[8]
Dalam literatur lain, dikatakan bahwa dalam pendidikan
setidaknya ada enam asas yaitu :
1. Universalitas pendidikan Islam
Pendidikan
Islam bersifat universal (menyeluruh) dalam pandangan penumpuan, dan
tafsirannya terhadap alam semesta. Ia menekankan pandangan yang universal
antara jasmani dan rohani, antara jiwa dan raga, antara individu dan
masyarakat, dan antara dunia dan akhirat.
Pendidikan
Islam dengan ciri ini, membuka, mengembangkan, dan mendidik segala aspek
pribadi, kemampuan-kemampuan, dan potensi-potensi manusia serta mengembangkan
segala isi kehidupan dalam masyarakat dan meningkatkan kondisi budaya, sosial,
ekonomi, dan politik, serta ikut berperan serta dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang di hadapi masyarakat saat ini dan mempersiapkan mereka
untuk menghadapi tuntutan masa depan. Dengan demikian pendidikan Islam
mencakup pengembanan individual dan sosial secara menyeluruh.
2.
Keseimbangan
Pendidikan
Islam mewujudkan keseimbangan antara aspek-aspek pertumbuhan yang ada dalam
individu dan masyarakat, yang artinya pendidikan Islam juga mewujudkan
keseimbangan antara menjaga kebudayaan masa silam, tuntutan masa kini dan
kebutuhan masa silam, tanpa mengutamakan salah satu di antaranya. Artinya
pendidikan Islam tidak hanya mengungkit kejayaan masa lalu tanpa menghiraukan
permasalahan yang meliputi masyarakat muslim sekarang ini, dan juga tidak hanya
memenuhui tuntutan perkembangan sosial dan budaya masyarakat pada saat ini,
tanpa mempertimbangkan akibat-akibat yang muncul di masa yang akan datang, dan
demikin seterusnya.
3.
Kejelasan
Pendidikan
Islam sebagai mana layaknya ajaran Islam yang jelas, juga memiliki
konsep-konsep yang jelas, baik dari segi metode, kurikulum, sistem, dan
aspek-aspek lain dalam pendidikan. Kejelasan akan berpengaruh pada operasional Pendidikan
Islam, sehingga tujuan Pendidikan Islam dapat tercapai.
4.
Keselarasan
Pendidikan Islam tersusun secara organic antara bagian-bagiannya
tidak ada pertentangan di dalamnya. Sebab dengan berlandaskan pada ajaran
Islam, maka Pendidikan Islam harus berjalan dengan ketetapan-ketetapan Allah.
Berbeda dengan sistem pendidikan lain yang terkadang pencapaian tujuan menjadi
prioritas dari tujuan pendidikan tersebut, tanpa memperdulikan cara
pencapaiannya. Dalam Pendidikan Islam, tujuan harus dicapai dengan cara yang
sesuai dengan syariat-syariat Islam.
5.
Realisme dan
dapat dilaksanakan
Pendidikan Islam berjalan dalam bingkai yang jelas dan
realistis terhadap kenyataan dalam masyarakat. Hanya saja, Pendidikan Islam
berpijak pada idealisme keislaman yang kadang disalah pahami oleh pihak
pelaksana Pendidikan Islam. Akibatnya idalisme Pendidikan Islam tersebut
dipandang sebagai lembaga yang mengutamakan nilai-nilai ukhrawi dan tidak
peduli dengan kenyataan yang ada. Tegasnya, Pendidikan Islam adalah pendidikan
yang berjalan seiring dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat dan tetap
menjaga nilai-nilai keislaman sebagai landasan berpijaknya.
6.
Dinamis dan
reponsif terhadap perubahan
Pendidikan
Islam tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metodenya, tetapi ia selalu
memperbaharui diri, dan berkembang. Ia memberi respon terhadap
kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan-tuntutan perkembangan dan
problem sosial yang diakui oleh Islam dan digalakkannya dalam rangka
prinsip-prinsip dan ajaran-ajarannya. Begitu juga ia memberi respon terhadap
kepentingan individu dan masyarakat yang syariat Islam selalu memeliharanya dan
juga selalu memperbaharui diri dan berkembang.
Maka
jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadap perkembangan yang ada
di tengah masyarakat, termasuk perkembangan sains dan tekhnologi, hanya saja
Pendidikan Islam tidak larut dalam perkembangan yang nyata-nyata yang
bertentangan dengan syariat-syariat Islam.[9]
2.
Peranan
Yaitu memberikan kontribusi terhadap upaya pengembangan
potensi peserta didik sebagai generasi agama dan bangsa yang tidak hanya
berkembang dalam bidang intelektual semata, melainkan juga mampu mewujudkan
eksistensi dirinya sebagai insan kamil melalui potensi spiritual dan memiliki
keterampilan, sehingga dengan potensi yang dimilikinya ia dapat mewarnai
kehidupan dan masa depannya menuju kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di
akhirat.
3.
Fungsi
Fungsi tujuan pendidikan yaitu :
a. Mengakhiri tujuan
itu.
b. Mengarahkan
tujuan itu.
c. Sebagai titik
pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain yaitu tujuan-tujuan baru maupun
tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.
d.
Memberi
nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.[10]
e.
Menyediakan
kriteria-kriteria untuk mengevaluasi proses pendidikan.[11]
f. Juga berfungsi
menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan
lancar.[12]
C.
Karakteristik
Karakteristik Pendidikan Islam adalah :
1. Robbaniyah, seluruh aspeknya didasarkan pada
nilai robbaniyah dijabarkan dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.
2. Syamilah, pendidikan dibangun dengan
memperhatikan segala aspek dalam kehidupan baik akal, jasad dan ruh, maupun
dalam kerangka hubungan individu dengan masyarakat, alam dan Al Khaliq, tanpa
pemisahan.
3. Mutakamilah, pendidikan tidak terbatas pada
tempat tertentu. Berlangsung di sekolah, masjid, rumah, di jalan, di kebun,
medan pertempuran bahkan di pasar.
4. Marhaliyah, seluruh tabiat alam terjadi secara
bertahap, demikian pula perkembangan fisik dan psikis manusia. Karena itu
pendidikan dibangun dengan sifat bertahap dan mengikuti perkembangan kematangan
manusia.
5. Muruunah, dalam
aplikasi pendidikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melatar
belakangi dan melingkupi obyek dan subyek pendidikan, justru dalam rangka
optimalisasi hasil.
6. Istimroriyah, proses
pendidikan tidak mengenal istilah “Usai”. Setiap individu wajib belajar
sepanjang hayat (Long-Life Education)
7. Tanmawiyah, memberikan peluang pembaharuan
metode dan gaya penyampaian sejalan dengan penemuan dan perkembangan ilmu,
selama berjalan pada prinsip-prinsip dasar Islam.
8. Fardhiyah, Islam mewajibkan setiap individu
untuk menuntut ilmu. Implikasinya, berarti melibatkan semua pihak untuk
mempersiapkan segala perangkat, sarana dan perlengkapan pendidikan
sebaik-baiknya.
9. Tathbiqiyah, pendidikan
bersifat praktis, artinya setiap ilmu yang diperoleh harus berorientasi pada
produktivitas.
10. Hurriyah, pendidikan
didasarkan pada kebebasan. Islam tidak memaksakan harus belajar apa dan
bagaimana, setiap individu bebas mereguk ilmu apa saja dan sebatas mana saja.
11. Infitah, pendidikan
berdasar prinsip keterbukaan. Setiap muslim menyerap ilmu dari mana saja, serta
pula mampu memanfaatkan turots (warisan peradaban manusia terdahulu yang
bermanfaat)
12. Maslahah, pendidikan
dibangun untuk memberikan kemaslahatan ummah, nantinya memberikan kontribusi
dalam pendidikan kesejahteraan, kemakmuran dan peradaban ummah. Oleh karena
itu, pendidikan Islam berorientasi pada nilai manfaat dan mashlahat bagi ummat.[13]
D.
Macam-macam
Macam-macam tujuan pendidikan menurut Islam yaitu :
1. Tujuan umum : ialah tujuan
yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau
dengan cara yang lainnya. Tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistik.
Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena
menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. An Nahlawy
menunjukkan empat tujuan umum dalam pendidikan Islam yaitu :
a.
Pendidikan akal
dan persiapan pikiran.
b.
Menumbuhkan
potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak-anak.
c. Menaruh
perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka
sebaik-baiknya, baik laki-laki maupun perempuan.
d.
Berusaha untuk menyumbangkan segala potensi-potensi dan bakat-bakat
manusia.[14]
2.
Tujuan akhir/ Tertinggi : yaitu terwujudnya ”insan kamil” (manusia
paripurna).[15]
Menurut Al Abrasyi, merinci tujuan
akhir pendidikan islam menjadi :
a.
Pembinaan
akhlak.
b.
Menyiapkan anak
didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
c.
Penguasaan
ilmu.
d.
Keterampilan
bekerja dalam masyarakat.
Menurut Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam
dapat diperinci menjadi:
a.
Tujuan
keagamaan.
b.
Tujuan
pengembangan akal dan akhlak.
c.
Tujuan
pengajaran kebudayaan.
d.
Tujuan
pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
a.
Bahagia di
dunia dan akhirat.
b.
Menghambakan
diri kepada Allah.
c.
Memperkuat
ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
d.
Akhlak mulia.
Bila tujuan pendidikan seperti apa yang disampaikan oleh Asma Hasan al Fahmi
dan Munir Mursi, maka tujuan pendidikan adalah pengembangan akal dan akhlak
yang dalam akhirnya dipakai untuk menghambakan diri kepada Allah SWT. Manusia
mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 : “Maka
Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ke dalamnya roh-Ku, maka
sujudlah kalian kepada-Nya”. Dan tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat
dipahami dari firman Allah SWT yang artinya : ”Wahai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah.”
(Q.S. Ali Imran: 102). Jadi insan kamil yang mati dalam keadaan berserah
diri kepada Allah inilah merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam.[16]
3. Tujuan
Sementara yaitu tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan
formal. Atau tujuan sementara adalah sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat
Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Maksudnya yaitu tercapainya berbagai
kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis,
pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan
jasmani-rohani dan sebagainya.[17]
4.
Tujuan Operasional yaitu tujuan praktis yang dicapai melalui kegiatan pendidikan
tertentu.[18]
Sedangkan di dalam Tujuan Pendidikan
Islam, Marimba mengemukakan dua macam tujuan, yaitu :
1. Tujuan
sementara yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat
Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Maksudnya yaitu tercapainya berbagai
kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis,
pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan
jasmani-rohani dan sebagainya.[19]
2. Tujuan akhir yaitu
terwujudnya kepribadian muslim yang terdiri dari aspek-aspek kejasmaniahan,
aspek-aspek kejiwaan dan aspek-aspek kerohaniahan yang luhur. Tujuan akhir
pendidikan Islam adalah terciptanya insan kamil .Menurut Muhaimin bahwa insan
kamil adalah manusia yang mempunyai wajah Qurani, tercapainya insan yang
memiliki dimensi religious ,budaya dan ilmiah.
Sedangkan Abdul Fatah Jalal
mengelompokkan tujuan pendidikan Islam menjadi :
1. Tujuan umum yaitu
menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT., yang senantiasa
mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SAW,
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat
baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Seperti tercermin Dalam Q.S Al-Muddasir: 1-3, Al-”alaq: 1-5, Az-Zariyat:
56-58, al-Baqarah: 21, Al-Anbiya’: 25, An-Nahl: 36. Menurut Abdul Fatah Jalal,
tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan
hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu
menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat al Dzariyat
ayat 56 : “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku”
2. Tujuan khusus. Yaitu
perincian dari tujuan umum. Atau pengkhususan atau operasional tujuan
tertinggi/ terakhir dan tujuan umum pendidikan Islam. Tujuan khusus bersifat
relatif sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana perlu sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan
tertinggi/ terakhir dan umum itu.[20]
Tujuan khusus antara lain :
a.
Mendidik
individu yang saleh dengan memperhatikan perkembangan rohaniah, emosional,
sosial, intelektual dan fisik
b.
Mendidik
anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat
muslim
c.
Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar. Ketiga hal
tersebut menjadi salah satu tujuan khusus yang hendak dicapai dalam tujuan
pendidikan Islam.[21]
E.
Permasalahan
1. Jika terdapat kasus seseorang yang
melanjutkan pendidikan dengan tujuan ekonomis dan dianggap sebagai sebuah
investasi yaitu diantaranya untuk memperoleh sebuah gelar tanpa
menghiraukan segi mutu pribadinya/ sumberdaya manusianya. Gelar dianggap
sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal yang
selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan. Tujuan pendidikan seperti ini
sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang
tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai
individu-individu yang beradab.
2. Banyaknya dari kalangan muslim
memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka belum
menjadi muslim-muslim yang baik dan berbahagia. Masih ada kesenjangan
antara tingginya gelar pendidikan yang diraih dengan rendahnya moral serta
akhlak kehidupannya serta kurangnya kepekaan dan partisipasi dalam kiprahnya di
masyarakat. Sehingga tujuan pendidikan Islam terhadap dirinya tidak
menimbulkan bekas/ kesan yang berarti dan dapat dinikmati.
3. Ada segelintir politikus/ pengusaha/
konglomerat/ pendidik yang mengaku beragama Islam dan menyandang gelar yang
tinggi sebagai intelektual, tapi dalam kenyataannya mereka terlibat dalam
beberapa kasus seperti tindak pidana korupsi, pelecehan seksual, penyalahgunaan
wewenang, kekerasan dalam rumah tangga dan lain-lain yang tidak sesuai dengan
tujuan pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan hakekat
tujuan Pendidikan Islam, dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Pengertian
tujuan Pendidikan Islam secara Terminologis adalah sasaran
yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan
pendidikan Islam. Secara Epistemologis, sebenarnya pendidikan
Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”.
Dan tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun
dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan-keinginan
lainnya. Secara Ontologis : tujuan umum pendidikan Islam
ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Atau pada hakekatnya tujuan pendidikan
Islam adalah untuk membentuk manusia beraqidah (Tarbiyah ‘Aqidiyah),
membentuk
manusia beraklak mulia (Tarbiyah Khuluqiyah), membentuk manusia berfikir
(Tarbiyah Fikriyah), membentuk manusia sehat dan kuat (Tarbiyah
Jismiyah), membentuk manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan
responsive (Tarbiyah Amaliyah).
2. Asas tujuan Pendidikan Islam adalah Al-Qur’an,
sunnah, Qaul Al-Shahabat, ijma’, qiyas, masalih al-Mursalah, shadh
al-Dhari’ah, ‘urf dan istihsan. pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim Dan juga akidah, ibadat dan akhlak.
Dan juga Universalitas pendidikan Islam, Keseimbangan, Kejelasan, Keselarasan,
Realisme dan dapat dilaksanakan, Dinamis dan reponsif terhadap perubahan. Peranannya
yaitu memberikan kontribusi terhadap upaya pengembangan potensi peserta
didik sebagai generasi agama dan bangsa yang tidak hanya berkembang dalam
bidang intelektual semata, melainkan juga mampu mewujudkan eksistensi dirinya
sebagai insan kamil melalui potensi spiritual dan memiliki keterampilan,
sehingga dengan potensi yang dimilikinya ia dapat mewarnai kehidupan dan masa
depannya menuju kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Fungsi
tujuan pendidikan yaitu : mengakhiri tujuan, mengarahkan tujuan, sebagai
titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain yaitu tujuan-tujuan baru maupun
tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama, memberi nilai (sifat) pada
usaha-usaha, menyediakan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi proses
pendidikan, menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan
berjalan dengan lancar.
3. Karakteristik pendidikan Islam
adalah Robbaniyah, Syamilah, Mutakamilah,
Marhaliyah, Muruunah, Istimroriyah, Tanmawiyah,
Fardhiyah, Tathbiqiyah, Hurriyah, Infitah, Maslahah,
4. Macam-macam tujuan pendidikan menurut Islam
yaitu : Tujuan umum, Tujuan akhir/ Tertinggi, Tujuan Sementara, Tujuan
Operasional, Tujuan khusus
5. Contoh Permasalahan yaitu kasus seseorang yang
melanjutkan pendidikan dengan tujuan ekonomis dan dianggap sebagai sebuah
investasi yaitu diantaranya untuk memperoleh sebuah gelar tanpa
menghiraukan segi mutu pribadinya/ sumberdaya manusianya, Banyaknya dari
kalangan muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka
belum menjadi muslim-muslim yang baik dan berbahagia. Masih ada
kesenjangan antara tingginya gelar pendidikan yang diraih dengan rendahnya
moral serta akhlak kehidupannya serta kurangnya kepekaan dan partisipasi dalam
kiprahnya di masyarakat. Segelintir politikus/ pengusaha/
konglomerat/ pendidik yang beragama Islam yang bermasalah melakukan tindak
pidana korupsi, pelecehan seksual, penyalahgunaan wewenang, kekerasan dalam
rumah tangga dan lain-lain yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
B.
Saran
Untuk memenuhi fungsi-fungsi tujuan, maka hendaklah
tujuan pendidikan dirumuskan atas dasar nilai-nilai ideal yang diyakini,
yang kelak akan dapat mengangkat harkat dan martabat manusia, yaitu nilai ideal
yang menjadi kerangka pikir dan bertindak bagi seseorang untuk menuju cita-cita
yang terarah.
DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyidin dan Nizar, Samsul. Filsafat
Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis Dan Praktis, cet. Ke-2.
Ciputat: PT. Ciputat Press,
2005.
Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad. Filsafat
Pendidikan Islam, cetakan III. Bandung: CV.Pustaka Setia, 2007.
Indar, Djumbransyah. Filsafat Pendidikan Islam.
Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
http://info.g-excess.com/id/info/AsasPendidikanIslam.info
http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM
Ramayulis. Ilmu
Pendidikan Islam, cet. Ke-5. Jakarta: Kalam Mulia, 2006.
http://paisnews.blogspot.com/2009/06/hakekat-tujuan-pendidikan-islam.html
http://starawaji.wordpress.com/2009/05/21/asas-asas-pendidikan-islam/
[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,
cet. Ke-5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), 133.
[2] Hamdani
Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, cetakan III (Bandung:
CV.Pustaka Setia, 2007), 68.
[3] http://paisnews.blogspot.com/2009/06/hakekat-tujuan-pendidikan-islam.html
[4]http://paisnews.blogspot.com/2009/06/hakekat-tujuan-pendidikan-islam.html
[5] http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM
[6] http://info.g-excess.com/id/info/AsasPendidikanIslam.info
[7] Djumbransyah Indar, Filsafat Pendidikan Islam
(Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 40.
[8] Al Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan
Islam, Pendekatan Historis, Teoritis Dan Praktis, cet. Ke-2 (Ciputat:
PT. Ciputat Press, 2005), 35.
[9] http://starawaji.wordpress.com/2009/05/21/asas-asas-pendidikan-islam/
[10] Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat..., 61.
[11] Ibid., 62.
[12]
Al
Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat..., 32.
[13] http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM
[14] Ramayulis, Ilmu..., 138.
[15] Ramayulis, Ilmu..., 134.
[16]
Hamdani Ihsan
dan Fuad Ihsan, Filsafat...., 64.
[17]
Ibid., 68.
[18]
Ibid., 65.
[19]
Ibid., 68.
[20]
Ramayulis, Ilmu...,
140.
[21] http://paisnews.blogspot.com/2009/06/hakekat-tujuan-pendidikan-islam.html
Best Casinos in NJ - JTG Hub
BalasHapusThe Top 10 New Casinos to Play 파주 출장샵 in 2021 · 1. Red Dog Casino – New Jersey's #1 남원 출장마사지 Casino · 2. Tropicana Casino – New 경상남도 출장마사지 Jersey's #1 Casino · 3. Microgaming Casino – New 구미 출장샵 Jersey's 청주 출장마사지